Monday 7 December 2009

Nasehat Ulama Sufi

Ibrahim bin Adham berkata, "Telah datang kepadaku beberapa orang tamu,
dan saya tahu mereka itu adalah seoarang ulama sufi. Saya berkata kepada mereka,
berikanlah nasihat yang berguna kepada saya, yang akan membuat saya takut kepada Allah S.W.T.
Lalu mereka berkata, "Kami wasiatkan kepada kamu 7 perkara, yaitu :

· Orang yang banyak bicaranya janganlah kamu harapkan kesadaran hatinya.
· Orang yang banyak makan janganlah kamu harapkan kata-kata hikmah darinya.
· Orang yang banyak bergaul dengan manusia janganlah kamu harapkan kemanisan ibadahnya.
· Orang yang cinta kepada dunia janganlah kamu harapkan khusnul khatimahnya.
· Orang yang bodoh janganlah kamu harapkan akan hidup hatinya.
· Orang yang memilih berkawan dengan orang yang zalim janganlah kamu harapkan kelurusan agamanya.
· Orang yang mencari keredhaan manusia janganlah harapkan akan keredhaan Allah padanya."

Saturday 5 December 2009

Dialog Rasulullah dengan Pemuda Mengenai Dunia dan Akhirat

Category:Other
Diceritakan oleh Jabir bin Abdullah, ketika ia bersama Rasulullah Saw, datanglah seorang pria yang berwajah tampan putih bersih, rambutnya hitam indah, pakaiannya serba putih. Ia memberi salam dan langsung bertanya mengenai dunia. Kemudian Rasulullah Saw. Menjawab, “Dunia itu mimpi didalam tidur.” Lalu orang itu bertanya kembali, “lalu, apakah akhirat itu? “ jawab nabi “Segolongan ke surga segolongan lagi keneraka Sa’ir.”

Pria itu kembali bertanya, “lalu, apakah surga itu?.”
“Surga merupakan imbalan bagi orang yang berani membiarkan dirinya tidak hanyut dengan mencintai dunia, sebab surga harus dibayar seharga dengan membiarkan dunia,” jawab Nabi Saw.
Lalu apakah neraka itu?” tanya pria itu.
“Sebagai imbalan bagi mereka yang memburu dunia,” jawab Nabi Saw.

Kemudian pria itu bertanya lagi, “lalu amal apakah yang terbaik bagi umatmu?”
“yaitu orang yang taat beribadah kepada Allah Swt,” jawab Nabi Saw.
“sampai sejauh manakah orang dapat disebut beramal taat?” tanya pria itu.
“itulah orang yang bersungguh-sungguh dalam usahanya, seperti orang yang sedang mencari sesuatu” jawab Nabi Saw

“Berapakah ketentuannya? Dan berapa masa antara dunia dan akhirat?”
“Ya hanya sekejab saja,” jawab Nabi Saw.
Setelah kepergian pria itu, Jabir bertanya kepada Rasululah Saw, dan langsung dijawab oleh beliau, “Pria itu adalah Malaikat Jibril As, kedatangannya sengaja mendidik kalian agar suka bersuhud dan mencintai kehidupan akhirat”

Tuesday 24 November 2009

Hidup Sederhana Sangat Menguntungkan

Hidup sederhana sangat menyenangkan. Terlebih dalam kehidupan modern di mana kita tak pernah dapat lepas dari banyak sekali pilihan dan jalan sekaligus kesulitan. Berusaha hidup sesederhana mungkin akan sangat membantu kita menemukan banyak keuntungan dan hidup lebih baik meskipun kita harus dihadapkan pada kondisi krisis ekonomi global seperti saat ini.Selain itu, hidup sederhana akan membuat kita lebih menikmati apa yang ada saat ini, karena tidak terlalu khawatir akan masa depan atau opini negatif orang lain. Sebagaimana Sir Chinmoy mengatakan, "Simplicity is our natural or conscious awareness of reality. – Kesederhanaan kesadaran alamiah akan kenyataan diri kita sendiri." Kesadaran tersebut akan membantu kita lebih fokus pada potensi diri sendiri dan semangat untuk lebih giat berusaha, tak hanya berangan-angan atau meratapi kegagalan masa lalu. Dengan demikian, kita dapat meraih harapan lebih cepat dan lebih banyak dari yang diinginkan.
Kesederhanaan dalam hidup semua berawal dari pikiran. Hidup sederhana sama artinya dengan terus belajar menjernihkan pikiran dan tidak membiarkan diri kita dikuasai oleh pemikiran-pemikiran negatif. Dengan kata lain, kesederhanaan membuat kita menemukan ketenangan pikiran.
Kemauan untuk selalu hidup sesederhana mungkin dapat menumbuhkan kreatifitas. Cobalah bertanya kepada diri sendiri tentang apa yang dapat Anda lakukan dengan apa yang Anda miliki? Pertanyaan tersebut akan mendorong Anda untuk memutar otak guna memecahkan suatu masalah dengan memanfaatkan apa yang sudah Anda miliki, daripada mencoba untuk 'membeli' solusi yang berarti pengeluaran uang lagi.
Keuntungan lain dari hidup sederhana lainnya adalah tidak menimbulkan kecemburuan sosial, kesibukan yang berkurang, sehingga lebih banyak waktu untuk istirahat, mengembangkan diri, berbagi dengan orang lain dan lain sebagainya. Keuntungan yang terpenting adalah kita menjadi
lebih bahagia dengan apapun yang kita miliki. Sementara keuntungan selalu ada dari hidup sederhana adalah biaya hidup menjadi lebih ekonomis.
Harus dipahami bahwa hidup sederhana bukan kehidupan kaum miskin. Sebab banyak milyuner kelas dunia hidup sangat hemat dan sederhana atau jauh dari kemewahan. Kita coba perhatikan Warren Buffet yang disebut majalah Forbes edisi bulan Agustus 2008 sebagai pria terkaya
di dunia dengan total kekayaan senilai 62 milyar USD. Keseharian hidup pria yang mendapat gelar Sage of Omaha atau Oracle of Omaha karena kehebatan pikirannya tersebut sangat dekat dengan prinsip hidup hemat dan mungkin dapat kita jadikan pedoman.
Ketika diwawancara televisi CNBC beberapa w aktu yang lalu, Warren Buffet menyatakan bahwa ia masih tinggal di rumah sederhana berkamar 3 di kota Ohama. Rumah itu sudah ia tempati bersama keluarga sejak menikah tahun 1959. Walaupun rumah itu jauh dari kesan mewah, tetapi ia mengatakan, "Saya memiliki segalanya di rumah ini."
Dengan harta yang sedemikian banyak dan sumber pendapatan yang sangat besar, Warren Buffet masih sangat berhati-hati dalam hal pengeluaran uang. "Watch your expenses," katanya. Ia hanya akan membeli barang jika benar-benar diperlukan, itupun dengan harga semurah mungkin. Ia menyarankan agar membudayakan sikap seperti itu tak hanya pada diri sendiri, melainkan kepada semua anggota keluarga.
Ia menjelaskan bahwa pengeluaran sekecil apapun akan membebani kondisi
keuangan. Untuk itu ia menyarankan agar menjadi 'smart buyer' atau
pembeli yang cerdas yang hanya membeli barang atau jasa yang
diperlukan bukan yang diinginkan. Sebab keinginan manusia tak pernah
ada habisnya bahkan sering menyebabkan kebangkrutan.
Pada saat yang sama ia juga menyatakan, "Always think how you can accomplish things economically. – Berusahalah untuk mendapatkan segala sesuatu dengan harga paling ekonomis atau murah." Hal itu tercermin dari keseharian Warren Buffet yang tak pernah membeli mobil baru, tidak mempunyai sopir ataupun pengawal pribadi. Kemana-mana iapun
memilih menumpang pesawat kelas bisnis daripada menaiki jet pribadi, meskipun ia memiliki perusahaan pembuatan pesawat jet terbesar di dunia.
Sikap Warren Buffet yang berani menjadi diri sendiri patut kita teladani. Ia berprinsip bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang dapat mengendalikan kehidupan dan masa depannya sendiri. Itulah mengapa ia tidak pernah membeli barang-barang bermerek atau melakukan
kebiasaan mewah lainnya, melainkan membeli barang-barang yang membuatnya merasa nyaman.
Meskipun hartanya melimpah ruah, tetapi ia tidak suka pamer. "Don't try to show off, just be yourself and do what you enjoy doing. –Jangan pamer, jadilah diri sendiri dan menikmati apa yang Anda lakukan," tegasnya. Ia mengingatkan agar kita tidak terjebak dengan sikap semu, misalnya ingin selalu menunjukkan kesan mampu atau mengedepankan gengsi walaupun harus menguras isi kantong. Sikap hidup sederhana dan apa adanya itu akan jauh lebih baik dan menguntungkan, daripada berusaha mengejar gaya hidup di luar jangkauan kemampuan
keuangan.
Warren Buffet mewanti-wanti agar tidak berhutang. "Avoid bank loans and invest in yourself. – Hindari membayar bunga bank (meminjam uang) dan berinvestasilah untuk diri sendiri," pesannya. Bukan berarti ia anti berurusan dengan bank atau pinjaman, asalkan pinjaman tersebut benar-benar dimanfaatkan sebagai modal usaha meningkatkan kualitas ekonomi dan bukan untuk memenuhi gaya hidup konsumtif.
Sikap hemat dan sederhana Warren Buffet bukan pertanda ia hanya senang menumpuk pundi-pundi uang atau ia enggan berbagi dengan orang yang kesulitan. Tahun 2006, ia mendonasikan 90% dari hartanya, berkisar di antara 30,7 milyar USD, untuk yayasan sosial Bill & Melinda Gates.
Walaupun hartanya sudah didonasikan sedemikian banyak, gaya hidup hemat dan sederhana membuat hartanya terus bertambah bahkan sekarang
jauh lebih besar (62 milyar USD).
Kehidupan Warren Buffet menginspirasikan betapa kesederhanaan itumenguntungkan. Kesederhanaan dan sikap hemat Warren Buffet tidak hanyamembuat dirinya menikmati kesuksesan, tetapi juga lebih dicintai dan dihargai banyak orang dibandingkan mereka yang selalu hidup bergelimang kemewahan. Jika Anda ingin menjadi mengambil bagian keuntungan dari kesederhanaan itu, maka mulai saat ini jadikan pola hidup sehemat dan sesederhana mungkin sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam keseharian Anda.

Sumber: Hidup Sederhana Sangat Menguntungkan oleh Andrew Ho. Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku best- seller.

Hidup jangan tertidur

Untuk dapat menikmati hidup, hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah menjadi SADAR. Inti kepemimpinan adalah kesadaran. Inti spiritualitas juga adalah kesadaran. Banyak orang yang menjalani
hidup ini dalam keadaan ''tertidur.'' Mereka lahir, tumbuh, menikah, mencari nafkah, membesarkan anak, dan akhirnya meninggal dalam keadaan ''tertidur.''

Analoginya adalah seperti orang yang terkena hipnotis. Anda tahu di mana menyimpan uang. Anda pun tahu persis nomor pin Anda. Dan Andapun menyerahkan uang Anda pada orang tidak dikenal. Anda tahu, tapi tidak sadar. Karena itu, Anda bergerak bagaikan robot-robot yang dikendalikan orang lain, lingkungan, jabatan, uang, dan harta benda.

Pengertian menyadari amat berbeda dengan mengetahui. Anda tahu berolah raga penting untuk kesehatan, tapi Anda tidak juga melakukannya. Anda tahu memperjualbelikan jabatan itu salah, tapi Anda menikmatinya. Anda tahu berselingkuh dapat menghancurkan keluarga, tapi Anda tidak dapat menahan godaan. Itulah contoh tahu tapi tidak sadar!

Ada dua hal yang dapat membuat orang menjadi sadar. Pertama, peristiwa-peristiwa pahit dan musibah. Musibah sebenarnya adalah ''rahmat terselubung'' karena dapat membuat kita bangun dan sadar. Anda baru sadar pentingnya kesehatan kalau Anda sakit. Anda baru sadar pentingnya olahraga kalau kadar kolesterol Anda mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Anda baru sadar nikmatnya bekerja
kalau Anda di-PHK. Seorang wanita karier baru menyadari bahwa keluarga jauh lebih penting setelah anaknya terkena narkoba. Seorang sopir taksi pernah bercerita bahwa ia baru menyadari bahayanya judi setelah hartanya habis.

Kematian mungkin merupakan satu stimulus terbesar yang mampu menyentakkan kita. Banyak tokoh terkenal meninggal begitu saja. Mereka sedang sibuk memperjualbelikan kekuasaan, saling menjegal,
berjuang meraih jabatan, lalu tiba-tiba saja meninggal. Bayangkan kalau Anda sedang menonton film di bioskop. Pertunjukan sedang berlangsung seru ketika tiba-tiba listrik padam. Petugas bioskop
berkata, ''Silakan Anda pulang, pertunjukan sudah selesai!'' Anda protes, bahkan ingin menunggu sampai listrik hidup kembali. Tapi, si penjaga hanya berkata tegas, ''Pertunjukan sudah selesai, listriknya
tidak akan pernah hidup kembali.''

Itulah analogi sederhana dari kematian. Kematian orang yang kita kenal, apalagi kerabat dekat kita sering menyadarkan kita pada arti hidup ini. Kematian menyadarkan kita pada betapa singkatnya hidup
ini, betapa seringnya kita meributkan hal-hal sepele, dan betapa bodohnya kita menimbun kekayaan yang tidak sempat kita nikmati.

Hidup ini seringkali menipu dan meninabobokan orang. Untuk menjadi bangun kita harus sadar mengenai tiga hal, yaitu siapa diri kita, darimana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi. Untuk itu kita
perlu sering mengambil jarak dari kesibukan kita dan melakukan kontemplasi.

Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang filsuf Perancis, Teilhard de Chardin, ''Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami
pengalaman-pengalaman manusiawi.'' Manusia bukanlah ''makhluk bumi'' melainkan ''makhluk langit.'' Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi. Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan karena merupakan salah satu syarat untuk bisa hidup di dunia. Tetapi, tubuh ini lama kelamaan akan rusak dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi. Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan ''rumah'' untuk mencari ''rumah'' yang lebih layak. Keadaan ini kita sebut meninggal dunia. Jangan lupa, ini bukan berarti mati karena jiwa kita tak
pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri.

Coba Anda resapi paragraf diatas dalam-dalam. Badan kita akan mati, tapi jiwa kita tetap hidup. Kalau Anda menyadari hal ini, Anda tidak akan menjadi manusia yang ngoyo dan serakah. Kita memang perlu hidup, perlu makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya. Bila Anda sudah mencapai semua kebutuhan tersebut, itu sudah cukup! Buat apa sibuk mengumpul-ngumpulkan kekayaan -- apalagi dengan menyalahgunakan jabatan -- kalau hasilnya tidak dapat Anda nikmati selama-lamanya. Apalagi Anda sudah merusak jiwa Anda sendiri dengan berlaku curang dan korup. Padahal, jiwa inilah milik kita yang abadi.

Lantas, apakah kita perlu mengalami sendiri peristiwa-peristiwa yang pahit tersebut agar kita sadar? Jawabnya: ya! Tapi kalau Anda merasa cara tersebut terlalu mahal, ada cara kedua yang jauh lebih mudah:
Belajarlah MENDENGARKAN. Dengarlah dan belajarlah dari pengalaman orang lain. Bukalah mata dan hati Anda untuk mengerti, mendengarkan, dan mempertanyakan semua pikiran dan paradigma Anda. Sayang, banyak orang yang mendengarkan semata-mata untuk memperkuat pendapat mereka sendiri, bukannya untuk mendapatkan sesuatu yang baru yang mungkin bertentangan dengan pendapat mereka sebelumnya. Orang yang seperti ini masih tertidur dan belum sepenuhnya bangun.


Oleh Arvan Pradiansyah,
Penulis buku You Are A Leader!


Salam Sukses,
M. Rian Rahardi

Tuesday 12 December 2006

Sahabat

Sahabat adalah hadiah paling berharga yang bisa kita berikan pada diri kita sendiri. Secara lebih khusus ketika kita ditimpa kesulitan yang menggunung. Sehingga patut direnungkan, kalau kita perlu menabung perhatian, empati, cinta buat para sahabat. Tidak untuk berdagang dengan kehidupan. Dalam arti, memberi dengan harapan agar diberi kelak. sebagaimana pengalaman yang perna ada, dalam dunia persahabatan, dalam memberi kita sebenarnya sudah diberi. Bahkan, setiap sahabat yang memberi perhatian dan empati pada sahabat lainnya, ketika itu juga mengalami the joy of giving. Ketika itu juga seperti ada beban di bahu yang berkurang jauh beratnya.

Ada memang orang yang memiliki banyak sekali teman. Kemana-mana namanya dipanggil orang. Cuman, sedikit diantara semua teman yang banyak ini kemudian bisa menjadi sahabat. Bercermin dari kenyataan inilah, maka saya ingin belajar memusatkan diri untuk mencari dan membina sahabat. Jumlahnya memang tidak akan pernah banyak. Bahkan ia lebih sedikit dari jumlah jari tangan. Cuma sesedikit apapun jumlahnya, sahabat tetap sejenis hadiah terbaik yang bisa kita bisa berikan buat diri sendiri.

~Mobil mewah memang bisa membawa kita ke tempat jauh lengkap dengan gengsinya.

~Rumah mewah memang bisa meningkatkan kenyamanan tinggal sekaligus meningkatkan kelas.

~ Ijazah lengkap dengan gelarnya yang mentereng juga bisa meningkatkan percaya diri. Akan tetapi, baik mobil mewah, rumah mewah maupun ijazah tidak bisa menghadirkan empati yang menyentuh hati,

Setiap manusia pernah mengalami masa-masa sulit dalam kehidupan. Ada masa sulit dalam berumah tangga, kehidupan karir, kesehatan, atau kehidupan pribadi yang diguncang badai. Kebanyakan juga setuju kalau masa-masa sulit ini bukanlah keadaan yang diinginkan. Sebagian orang bahkan berdoa, agar sejarang mungkin digoda oleh keadaan-keadaan sulit. Sebagian lagi yang dihinggapi oleh kemewahan hidup ala anak-anak kecil, mau membuang jauh-jauh, atau lari sekencang-kencangnya dari godaan hidup sulit.
Inggat !! sekencang apapun kita menjauh dari kesulitan, ia tetap akan menyentuh badan dan jiwa ,di waktu-waktu ketika ia harus datang berkunjung. Rumus besi kehidupan seperti ini, memang berlaku pada semua manusia, bahkan juga berlaku untuk seorang raja dan penguasa yang paling berkuasa sekalipun.

Ada kata bijak yang perna saya baca’’

‘’Manusia salah itu biasa, tetapi menarik pelajaran dari kesalahan itu baru luar biasa’’

wassalam